sesungguhnya suara itu takbisa diredam mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu : pemberontakkan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok yang merayakan hartamu ia ingin bicara mengapa kaukokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ia yang mengajari aku untuk bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya apabila engkau tetap bertahanaku akan memburumu seperti kutukan

Label

SEARCHING BAND

17/12/11

HOMICIDE Lirik

like this and download . . .. !!
----------------------------------------------------------------------------------------------------

MEGATUKAD

Homicide kembali pada kalam serupa bara/ menjaga nyala api hasrat ditengah rawa/ mengasah mata belati penasbihan petaka/ bagi mata medusa yang tak berujung menagih nyawa / bagi kuasa yang mengendalikan parlemen dan penjara/ menyambut petang berhala, kutunjukkan kau gejala/ didepan pintu McDonalds dan gerbang Kodam berkepala/ macan Siliwangi yang dipenggal ribuan terdakwa/ air sumur berbusa, langit sehitam jelaga/ udara bertaring memaksa rima ini berbisa/ dan kau iman yang menghamba pada keabadian pusara/ kubacakan serat korporat yang mengglobalkan angkara/ rahim samsara yang terjaga pasca bencana/ pasca iman disilaukan kilatan C-4 dan surga/ dan pasca jaring warasku yang mulai menyaingi utopia/ semustahil berharap dunia pasca 9-11 tanpa tentara/ tanpa Antara kukabarkan perihal neraka/ perihal sodom-gommorah, gurah dan semua barisan berhala/ yang kau pijak kau jadikan jalur sumber pahala/ dan kau tebus semua surga dengan bangkai para pendosa/ rima serupa sangkala prosa penolak bala/ hiphop hulu waktu dengan pekat sehitam bendera/ bukan lagi perkara bukan lagi masalah jika / ribuan mimpi, satu barisan rubuhkan menara



bentangan kalam serupa bara, satuan rima penolak bala

kepalan langitan gantang bencana, seharam jadah penagih nyawa



Homicide kembali pada bentangan kalam serupa martil/ prosa ababil, ziarah kesumat demolisi kastil/ Serupa menarik tentara dari Freeport, rima ini mustahil/ kalian kubur bersama sejarah di pemakaman terusir/ negasi yang berdiri kala Valhala tak berpinggir/ demokrasi dagelan boneka tirani mesin kasir/ koalisi kobil, yang meminta setoran parkir/ serupa darah dan satir dan pengabdian tanpa akhir/ rima kontra takdir, cetakbiru korporat vampir/ tata dunia baru memaksa rima ini bertitik nadir/ konspirasi tanpa akhir dan arwah pembangkang sipil/ antidote keterasingan dalam kepakan sayap martir/ serupa lobi parlemen menggiring para musafir/ ke padang kepatuhan ujung laras para marinir/ nazarkan hidup tanpa sipir dan ujung harap yang lahir/ demi surga dan janji para pahlawan usang yang tak pernah hadir/ armamen imaji dalam magasin barisan sabil/ hunusan trakhir, pelumatan manual para kusir/ harapan yang menolak saji hamba dimuka takdir/ bersama para sodagar menyusun jutaan dominasi tafsir/ rima serupa sangkala prosa penolak bala/ hiphop hulu waktu dengan pekat sehitam bendera/ bukan lagi perkara bukan lagi masalah jika / ribuan mimpi, satu barisan rubuhkan menara



ILLSURREKSHUN
[Sarkasz]

Melepas kekang kendali pada hitungan detik kematian/ Satuan laskar aksara penghancuran dinding keterasingan/ Rima ini melintang ditengah ribuan riba yang menagih hutang/ Rintangi bantuan luar negeri yang bernegosiasi dalam bahasa musang/ Menghuhunus belati kalam profan pada altar persetubuhan/ Yang berbagi tuhan bersama kuasa modal dalam wujud siluman berturban/ Mutan susupan McD layaknya iblis marduk yang membuang pelanduk/ Merangsek setiap pintu masuk yang tak fitrah tanpa sarung cap Gajah Duduk/ Tak sudi membusuk menanti panggilan di parkiran Imam Mahdi/ Dalam simulasi hidup yang meraga dalam masturbasi Raam Punjabi/ Kami tandingi setiap eksistensi dari sekedar menjual dan membeli/ Menyembah dan mematuhi, segala konon yang tak lama lagi kami akhiri/ Kami kembali mengangkat setiap kepala yang tertunduk untuk berhenti / meratapi Tuhan yang telah mati dikhianati profit, dominasi dan ekspansi/ Satu barisan, ribuan mimpi, kami hidupkan kuasa amorfati/ yang berdiri tegak mandiri tanpa Bank Mandiri/ Hiphop harakiri, negasi hidup dari lanskap yang terkooptasi/ Di saat setiap bongkahan emas di Freeport telah lelah menjadi saksi/ Korporat Rambo dan kacung W.T.O yang tengah bermimpi/ Berkomposisi bak Guantanamo sekolosal mega-orkestra Steve Albini/ Kalian amini manipulasi informasi yang beramunisi ritual dekadensi/ Berplot genosida berkoneksi kabel TV/ Maka surga neraka yang kami hadirkan dalam kombinasi terkini/ Biner termutilasi pada setiap lanskap insureksi yang mereka kafiri



[Morgue Vanguard]

Ribuan kepalan yang mengakar pada reruntuhan atlas/ Meranggas pada batas hirarki antara mikropon dan karkas/ Hari ini mulailah berhenti mempertanyakan kualitas gundukan rima/ Dengan populasi MC yang lebih padat dari Cicadas/ Sepanas lubang anus kalian disodomi korporasi tanpa pelumas/ Kami bayar lunas semua tagihan pay dues sejak zaman Itang Yunas/ Kami pangkas semua manuver Ken Arok di tengah belukar riba pasar/ Agen makar membuang hajat pada pelataran dan tangga altar/ Kami hajar semua kebangkitan berhala, ideologi gembala/ Hidup yang menolak bergantung pada para saudagar serupa Yusuf Kalla/ Para imam korporasi yang khusuk di kala merancang sangkala tiruan/ Yang ditunggangi zionis imperealis yang mencoba menabur bala/ Rima ini adalah Kayutsha, Sahin, Fajr dan Zetzal/ Penghantam barisan produk korporasi pemasok Israel di toserba yang berjejal/ Pelumatan kollateral / kombatan prosa hypereal/ Plot pencahar agenda laskar laba yang lebih Tsar dari semua tiran dan kaisar/ Satuan lingkar risalah yang hidup dari kepulan asap/ Yang kami hisap dari manual hisab lapangan mu yang terbakar/ Rima ini lebih sakti dari Pancasila, yang siap menantang invasi/ Dari jadah global Sony hingga korporat domestik serupa Bakrie/ Kontra-takdir serupa satuan sayap ababil yang menabur kerikil/ Pada jalur komando dari Pentagon hingga Kodam, Kodim dan Koramil/ Pada kontrak para merkantil yang menggadai Cepu pada Exxon Mobil/ Kami rakit ribuan prosa martil/ Bagi mesin lobi Rupert Murdoch yang menagih martir



KLANDESTIN

[Morgue Vanguard]

ditengah hidup yang menyerupai rutan yang kehilangan sipir/ mengepal jemari hari ini sesulit membongkar jaringan pembunuh Munir/ dengan pilihan diantara menjadi tumbal atau martir/ kami kembali dengan eskalasi penghakiman hari akhir/ dengan syair penantang satir korporat vampir/ sejak tafsir NAFTA dan Bush mempeluas petak takdir kutukan/ membangun gerakan yang tak semudah merakit molotov oplosan/ oposisi kiri-kanan yang terlalu basi menjadi oposan/ hitung kembali kawan yang melangitkan kepalan / bangunkan kawan yang tersisa dan terlelap menenggak lipan/ kabarkan setiap lini kehidupan adalah front terdepan/ kembali isi amunisi hasrat dan mimpi ke dalam barisan/ warisan kesumat yang membutuhkan lebih banyak lagi kanon / lebih banyak lagi pembangkangan sipil serupa Porsea Indorayon/ serupa Bojong, serupa ribuan titisan/ bagi setiap kota yang menolak didominasi mall, penjara, monumen dan nisan/ Klandestin, manuver hantu serupa Vietkong/ sejak tanah, udara dan air hanya sesajen bagi para cukong/ begundal pasar bebas yang mengantri di jalur by-pass/ yang bebas merangkai plot dominasi dalam satu pentas / dan laknat ini yang kembali menyeruak sejak Nipah dan Haur Koneng/ merubah setiap rima dan ritme menjadi awal lonceng kematian bagi IMF, WTO dan World Bank/ Dan setiap poin agenda penaklukan koloni yang mereka bonceng



Rima pemanggil arwah yang menziarahi pitam// Dengan pekat hitamnya langit saat memudarnya harapan// Nazar luka puputan, kalam penghabisan// Satu bangsa di bawah kontrol korporat, kami langitkan kepalan



[Sarkasz]

Lubang hitam kepastian memaksaku mewadal/ Bernafas dalam kanal, meradang di dalam banal / Kapal yang karam diperosok khayal dan domestifikasi hidup berkawal/ Bayangan ku yang berubah menjadi selakangan jadah tersamar/ Memugar setiap hasrat yang memudar, nafas terakhir di belukar/ Ritual dengan ambisi di penghujung bulan kalkulasi bumikan nazar/ Fajar kematian berhala, altar bangunan moral dan biji zakar/ Hari ini konsumsi hanyalah masturbasi hidup di hapadan pasar/ Maka ku rapal rima negasi kosong sehitam aspal/ Sekilat anval, berbekal anggur dyonisian berdosis fatal/ Di antara tumpukan berangkal artefak lama B-boy berkepal/ Kontra-armamen tapal pelontar mortal pembantai portal/ Sakramen hidup yang lagi memerlukan afirmasi terdaftar/ Simbiosa mutual agenda neoliberal berpagar/ Serifikasi halal yang sedangkal menakar semua ikhtiar/ Para pembangkang yang terlalu mudah untuk ditangkal/ Rima ini bertiwikrama dalam badai horizontal/ Tak pernah tertulis pada lontar/ terror imaji korporasi pembunuh berantai/ Kami jajarkan nama terbantai, kami hitung semua bangkai/ dari jejak kemenangan ribuan perang yang tak pernah kami capai/ Untuk memaksa neraka keluar barak dan kawanan anjing/ Yang bermufakat dengan pangkat, patriotisme dan arak/ Disaat dinding keterasingan hasrat menjadi kota terlarang/ Kami tak meminta Valhala, kami jadikan surga kalian rampasan perang



PANOPTIKANUBIS

[Morgue Vanguard]

Satu bangsa dibawah kontrol korporat/ satu bangsa dibawah kendali kuasa yang meminta taat/ satu kumpulan anubis pengawas siap menebar pukat/ dan semua kesadaran harus tunduk pada mesin laba tanpa sarat/ mereka sangat awas dengan monitor menggurita/ menguasai dunia lawas hingga arah masa depan kita/ menguasai dunia mimpi bawah sadar dan mengendalikan cerita/ menguasai jaringan seluler, radio dan kanal-kanal berita/ mereka di belakang layar semua plot laknat didunia/ mereka berwujud apapun bahkan yang tak pernah kan kau kira/ mereka buntuti kemanapun, apapun yang kalian lakukan/ karena mereka selalu berhak mencap semua aktivitas mencurigakan/ tak cukup dengan satu dua badan intelejen, jutaan agen/ tak cukup mematikan pembebasan dengan isu bahaya laten/ garda depan tirani berarmamen/ hari ini gulag berwujud kontrol anti-teror dalam bentuk detasemen/ dan bumi yang kita pijak adalah neraka kala / eskalasi operasi mencapai titik menabur bala/ jangan pernah katakan motif Mossad dan BAIS sama sekali berbeda/ hingga satu hari semua orang terpasang chip pelacak di tengkuk mereka,



[Gaia]

Kloning tuhan awasi gerak/ bagaikan rutan seperti hutan/ diawasi serigala pemangsa kala/ terus berkala membangun garda/ cuci otak tanpa makna semua berkala/ kuasai dunia nyata hingga maya/ dibalik asa ketakutan tahta hilang merata/ legenda konspirasi sarat keranda/ bukan sinetron belaka itu nyata/ bersama sutradara kasat mata/ coba bungkam semua yang bicara/ semua aral didepan mata/ halalkan cara/ bantai semua yang ada/ kita berpijak pada tanah tak berpihak/ dimana hak terkoyak/ benat dan salah tersamar kemarau kabut valas tanpa validitas/ persempit ruang gerak aktivitas bahaya laten/ berkedok falsafah kebenaran yang diagungkan/ lebih busuk dari gabungan rentenir dan penyihir/ semua tabir akan terkuak di saat semua bergerak / merapat tantang malaikat mau pencabut belikat/ pekat siaga kepada kiamat buatan; teknologi anjing panoptikan



PURGATORI

dimana sekam terbakar, kemiskinan melekat/ ditanah ini dengan malikat makar kami tumbuh bersahabat/ sejak awal, pemilihan umum adalah akumulasi lawak sarat/ dimana birokrat, tengkulak, cukong dan militer bersejawat/ ibarat bilangan kami mulai menipis habis diperlumat/ kompromi dan dilindas kematian yang datang terlalu cepat/ di tanah ini pembangkangan menjadi hikayat basi/ serupa penyeragaman bawah sadar dan otomatisasi/ dan mereka yang fasih bicara tentang harkat dan martabat / nasib dan derajat, etos kerja, patuh dan meminta taat/ kukutuk semua pemadat kebenaran yang meracau seribu babad/ hari ini diam seribu kata dan kalimat di hadapan barisan mayat/ bersimulasi jagat, berkombinasi laknat/ demokrasi parlementariat, mafia hukum dan kebenaran ritel ala Alfa Mart/ tunggu suatu hari hingga semua orang mencari sesuap nasi/ hanya untuk menyadari mereka akan diantisipasi dengan pendekatan ala Nazi/ demi semua keyakinan yang tertunda disaingi kiamat/ bagi semua jejak pembantaian disetiap jengkal sejarah yang tertutup rapat/ dari jejak genangan darah Alas Tlogo yang mengering kasat/menebar isyarat/ tak ada yang lebih totaliter dari gabungan saudagar, preman dan aparat/ waktunya merapat



TANTANG TIRANI

Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara/ ini muara semua murka lawas yang kehilangan nyawa/ dalam hitungan langkah kami kan isi angkasa/ dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara/ terlalu kentara, manuver mereka memplot penjara/ hukum, moral, kebebasan, dan batas surga dan neraka/ merancang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara/ menjagai setiap inci palang pintu modal dengan tentara/ sebelum waktu yang banal, jumud berkanal/ demi semua momen heroik yang tak pernah tercatat dalam tanggal/ biarkan mereka lafal semua peringatan yang mereka hafal/ setiap ayat pasal karet pertahanan para tiran berpangkal/ kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan/ saat tak ada opsi tersisa selain berdiri menantang para tiran / saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan ditengah medan/ kawan, mana kepalan kalian!



serupa biksu Burma dihadapan moncong senapan/ serupa malam Januari yang menandai Chiapas/ serupa seruan Chavez didepan muka Amerika/ serupa tangan intifada yang melempar batu di Palestina/ serupa siklus ronta setiap kota pasca amok Seattle/ serupa rudal Hizbullah di daerah pendudukan/ serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan yang menantang setiap tiran dititik nadir perhitungan



kami menolak menjadi bidak, sekedar sekrup dan tumbal/ target pemasaran sampah industri kapital global/ sekedar hidup lurus dalam dikte penguasa arus/ sekedar kalian tahu kami akan bertahan sampai mampus/ kalian awetkan hegemoni dengan balsam mumi anti-terror/ kombinasi intel dan preman menebar horor/ kalian kerangkeng kami dengan pembenaran semantik/ kami rancang kalam puitik yang lebih bersenjata dari ribuan manifesto politik/ kaya semakin kaya, miskin semakin papa/ dan kalian dapat tetap berlindung dibalik retorika nasib dan samsara/ lakukan apapun termasuk menjadi tuhan/ kami akan berdiri disini, tak sendiri, hingga nafas penghabisan/ kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan/ saat tak ada opsi tersisa selain berdiri menantang para tiran, / saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan ditengah medan kawan, mana kepalan kalian!



serupa kesabaran terakhir para buruh di palang pintu pabrik/ serupa panen terakhir para petani penggarap/ serupa tengat miskin kota di ujung penggusuran / serupa pilihan terakhir para pasifis dihadapan kekerasan negara/ serupa harapan mereka yang tak bisa lagi berharap/ serupa pilihan terakhir keluarga korban kekerasan negara/ serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan/ yang menantang setiap tiran dititik nadir perhitungan

------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar